Tren Dompet Digital Apps 2020: Shopeepay Masih Nomer Satu

Tren Dompet Digital Apps 2020: Shopeepay Masih Nomer Satu

Tren penggunaan dompet digital atau e-wallet apps dalam tiga bulan terakhir di sejumlah kota besar menunjukkan peningkatan transaksi secara digital terutama sejak pandemi dan adanya aturan physical distancing atau peraturan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah. Itulah mengapa tren bertransaksi daring dan belanja online semakin populer meski tidak mampu menopang pertumbuhan ekonomi seperti yang diharapkan banyak orang.

Jumlah nilai transaksi melalui pembayaran dompet digital di Indonesia bernilai 1,5 milyar dolar pada tahun 2018 dan diperkiraan akan mencapai 25 milyar dolar pada tahun 2023.

Adapun volume transaksi digital tumbuh 37,35 persen yoy atau secara tahunan. Hasil survei dari lima brand produk dompet digital mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa Shopeepay unggul dengan pangsa pasar sebesar 26 persen dari total volume transaksi e-wallet di Indonesia. Kemudian disusul OVO dengan 24 persen, GoPay dengan 23 persen , Dana dengan 19 persen dan LinkAja dengan 8 persen. Namun bila dilhat berdasarkan jumlah unduhan, lima aplikasi e-wallet dompet digital teratas adalah GoPay, OVO, DANA, LinkAja, dan iSAKU

Terdapat kenaikan sebesar 64,48 persen transaksi digital atau uang elektronik sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

Keungulan dari Shoppepay ini disebabkan oleh kemampuan menangkap peluang yang besar dari ekosistem e-commerce yang telah dibuat secara terintegrasi. Strategi bisnis plan yang demikian, maka tidak perlu melakukan aktivitas marketing, promosi dan branding yang terpisah. Marketing mix yang dilakukan berbiaya murah karena dengan biaya yang sama mampu memenangkan dua pasar sekaligus. Berbeda denga OVO yang telah menghabiskan dana ratusan milyar dan hanya mengandalakn metode perang diskon dan akhirnya gagal untuk menempati urutan pertama.

Kepemilikan dompet digital berdasarkan jenis kelamin

Jenis KelaminDompet Digital
Laki Laki51%
Wanita49%

Penggunaan dompet digital berdasarkan pekerjaan

Jenis PekerjaanDompet Digital
Karyawan42%
Pelajar/Mahasiswa22%
Ibu Rumah Tangga13%
Pengusaha10%
Freelancer13%

Nilai transaksi Shoppepay terus mengalami peningkatan. Nilai per transaksi rata-rata selama pandemic COVID-19 menunjukan ShopeePay menempati peringkat pertama. Total nominal transaksi terbesar per bulan sekitar 149 ribu.

Kemudian disusul LinkAja, DANA, dan OVO sekitar 134 ribu transaksi, serta GoPay sekitar 109 ribu. Dengan nominal transaksi per bulan tersebut, terjadi persaingan ketat pangsa pasar.

Tren Pangsa Pasar Dompet Digital Indonesia 2020

Adapun dari segi pangsa pasar, ShopeePay mampu memperoleh pangsa pasar sebesar 25 persen, diikuti OVO dengan 24 persen, GoPay dengan 19 persen, DANA dengan 19 persen dan LinkAja dengan 8 persen.

Namun dari hasil survei tingkat kepercayaan maka dompet digital yang terpercaya ditempati oleh OVO 25 persen, Gopay 25 persen, Shopeepay 23 persen, Dana 20 persen dan LinkAja 7 persen.

Metode pembayaran favorit transaksi digital

Dompet Digital74%
Tunai20%
Kartu Debit4%
Kartu Kredit2%

Hal ini disebabkan tipe konsumen Indonesia yang lebih mementingkan brand dari perusahaan besar yang terkemuka yang berada dibalik merek tersebut terutama bila menyangkut masalah keuangan. OVO yang dimiliki oleh Lippo Group hingga Gopay yang pendirinya kini menjabat sebagai menteri.

Adapun penurunan drastis pada Gopay karena layanan Gojek yang turun bahkan pernah tutup akibat PSBB dan belum mampu menciptakan ekosistem bisnis digital yang terintegrasi secara sinergis.

Strategi Pengembangkan Dompet Digital Apps

Pada Februari 2019 saja, transaksi yang dilakukan menggunakan GoPay mencapai 6,3 miliar dolar dan hampir 70 persen dari total transaksi para pengguna Gojek.

Pertumbuhan OVO juga terbilang yang stabil sebagian besar didukung oleh kemitraannya dengan Grab dan Tokopedia dan program promosi serta diskon besar besar yang dilakukan OVO untuk menarik minat penggunanya.

Diluncurkan pada 30 Juli 2018, LinkAja telah menikmati posisi yang strategis karena mengintegrasikan layanan pembayaran yang disediakan oleh bank-bank milik negara, yaitu TCash Telkomsel, e-cash Bank Mandiri, UnikQu BNI, T-Money Telkom, dan T-Bank BRI. Ini juga akan segera bermitra dengan Gojek sebagai salah satu opsi pembayaran aplikasi.

Bagi banyak pengguna, daya tarik menggunakan aplikasi dompet digital sebagai metode pembayaran adalah penawaran cashback dan poin tambahan. Sementara untuk mitra program promo cashback yang berkisar antara 20 hingga 40 persen juga membantu meningkatkan penjualannya.

Pengajuan Kredit Online Tumbuh 35 Persen

Berdasarkan data survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saat pandemi ini terjadi peningkatan pengajuan kredit secara online sebesar 35 persen. Selain itu, tercatat 41 persen nasabah lebih lama mengakses fitur perbankan dibandingkan sebelumnya. Yang paling tinggi pertumbuhannya adalah pembukaan rekening secara online yang naik cukup tinggi sebesar 42 persen.

Beberapa bank diketahui mengalami pertumbuhan layanan digital selama pandemi. Contohnya, PT Bank Central Asia Tbk membukukan peningkatan transaksi pembayaran hingga 30 persen. Capaian itu disertai dengan pembukaan rekening melalui video banking sebanyak 5.000 rekening per hari.

Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang mencetak kenaikan transaksi elektronik sebesar 31 persen pada kuartal I 2020. Adapun PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan 6 juta transaksi digital online per hari, dengan taksiran nilai Rp 482 triliun pada Mei. Mengubah pola perilaku nasabah dari konvensional menjadi online ini perlu diperhatikan dalam akselerasi transformasi digital ini agar setelah aturan PSBB ini dicabut, nasabah tidak lagi balik pada metode konvensional.

Perkembangan pesat dari tren dompet digital tecermin dari survei metode pembayaran e-commerce oleh Bank Indonesia pada 2017. Saat itu, transaksi yang masih trend selalu didominasi transfer bank dan internet banking. Uang elektronik hanya dimanfaatkan sekitar 0,6%. Namun pada 2019, pembayaran melalui e-wallet di Indonesia semakin pesat. Indonesia pun berada di peringkat lima setelah China, Thailand, Hongkong dan Vietnam.

Topik Terkait

InsightBisnis PlanDigital MarketingLifestylePerbankanStart Up
Masalah Bisnis? Kami Siap Membantu
  • Growth Strategy
  • Digital Marketing
  • Sales Operational
  • Business Development