Cara Mengembangkan Kreativitas Dalam Perusahaan Untuk Kemajuan Bisnis Anda

Cara Mengembangkan Kreativitas Dalam Perusahaan Untuk Kemajuan Bisnis Anda

Dalam banyak organisasi atau perusahaan yang kami temui, terdapat fakta yang cukup mengejutkan bahwa kreativitas lebih banyak tidak diabaikan daripada dikembangkan. Sebagian besar masalah ini bukan karena para pemiliki bisnis tidak menyukai kreavifitas bahkan mereka justru sangat menginginkan, mendukung dan menganggap penting sekali kreativitas dengan segala ide baru yang dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan. Akan tetapi pengembangan dari kreativitas ini terabaikan secara tidak sengaja dalam keseharian lingkungan kerja perusahaan dengan alasan yang sangat masuk akal yaitu demi kelangsungan bisnis itu sendiri seperti: produktifitas, target sales, koordinasi tim, internal kontrol dan sebagainya.

Pemilik perusahaan tentu tidak dapat begitu saja mengabaikan hal hal penting nyata yang terjadi dikeseharian perusahaan yaitu mencari keuntungan bagi pemilik saham. Demi mencapai tujuan tujuan inilah banyak perusahaan membuat SOP dan peraturan peraturan internal yang menyebabkan hilangnya kreativitas. Dalam berbagai penilitian telah terbukti bahwa sangat dimungkinkan untuk membangun sebuah organisasi yang efisien tanpa mengabaikan unsur kreativitas sama sekali. Namun untuk membangun organisasi seperti ini diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap praktek-prakter manajerial apa saja yang mendukung terjadinya proses kreatif dan praktek apa yang justru membungkamkannya serta yang tidak kalah penting adalah memilih manajer yang tepat untuk dapat melakukan best practises  tersebut.

Apakah Itu Kreativitas Dalam Bisnis ?

Kita memiliki kecenderungan untuk mengasosiasikan kreativitas dengan seni ataupun berpikir bahwa itu adalah ekspresi dari ide ide original yang sama sekali belum dipikirkan oleh seorangpun diplanet bumi tercinta ini. Seperti Van Gogh yang memiliki gaya melukis yang distruptif pada zamannya ataupun George Lucas dalam gaya berceritanya. Akan tetapi dalam bisnis, originalitas itu saja tidak cukup.

Untuk dapat disebut kreatif haruslah memiliki ide yang tepat waktu, berguna, memiliki nilai tambah bagi konsumen dan dapat dilakukan dengan segera. Harus memiliki kemampuan untuk merubah bagaimana cara melakukan bisnis atau mengubah cara konsumen berperilaku tanpa disadari dengan cara memperbaiki produk yang telah ada atau menemukan pendekatan baru dalam sebuah proses bisnis.

Mengasosiasikan kreativitas dan seni adalah kesalahan fatal yang seringkali membawa kita pada praktek-praktek bisnis yang keliru serta merekrut karyawan karyawan yang tidak tepat kedalam organisasi. Dalam berbagai seminar dan pelatihan yang kami adakan, kami sering bertanya kepada para pemilik bisnis ataupun para manajer yang hadir : Apakah ada sebuah departemen dimana kreativitas itu tidak diperlukan? Hampir sebagian besar (mungkin diatas 85%) jawaban yang kami terima adalah Akuntansi. Kreativitas menurut mereka lebih tepat berada pada departemen Marketing atau Research & Development.

Kreativitas dapat membawa manfaat pada setiap aspek dan fungsi di sebuah organisasi. Activity-based accounting adalah inovasi dalam bidang akuntasi yang memberikan dampak positif pada kualitas proses dan cara melakukan bisnis.

Ketakutan akan kreativitas pada departemen akuntansi atau bahkan pada setiap unit pada perusahaan apa saja, selalu melibatkan proses sistimatik yang diwujudkan kedalam peraturan perusahaan yang diciptakan oleh para manajer yang tidak memahami arti dari proses kreatif serta yang memiliki cara berpikir sempit yang terbatas. Bagi para manajer ini, kreativitas semata-mata ditentukan oleh cara berpikir yang berbeda dalam memecahkan sebuah permasalahan. Akan tetapi cara berpikir yang berbeda hanyalah salah satu aspek dari proses kreatif, masih ada dua unsur lagi yang lebih penting dalam proses kreatif yaitu : keahlian dan motivasi.

Kompenen Utama Dalam Proses Kreatif

Keahlian (expertise and skills) didefinisikan sebagai segala hal yang individu tersebut ketahui dan mampu dilakukannya seorang diri dalam ruang lingkup yang luas dari pekerjaannya termasuk dia juga memahami dengan detail semua aspek kendala tehnis yang mungkin terjadi dibidangnya.

Contohnya adalah seorang ilmuwan yang bekerja pada perusahaan farmasi yang memimpin sebagai project manager dalam mengembangkan obat anti pembekuan darah untuk penyakit hemophiliacs. Keahlian yang harus dimilikinya adalah bakat dasar untuk berpikir secara ilmiah bukan saja dalam bidang farmasi, kimia, biologi tetapi juga bio kimia. Tidak menjadi masalah dimana dia belajar untuk mendapatkan keahlian dan ketrampilan tersebut, entah melalui edukasi formal, praktisi maupun belajar secara informal pada ahli profesional. Selama dia mampu mendemonstrasikan sendiri keahliannya.

Herb Sim, seorang pemenang hadiah Nobel untuk bidang ekonomi menyebutkan bahwa untuk berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang berbeda untuk menyelesaikan sebuah permasalahan haruslah didukung oleh luas dan besar dari kapasitas intelektual yang dia miliki untuk menjelajah dan memecahkan masalah, semakin besar keahlian dan ketrampilannya semakin baik.

Cara berpikir kreatif seperti yang telah dijelaskan diatas, mengacu pada bagaimana seseorang menyelesaikan permasalahan yang terjadi, menemukan solusinya dan kapasitas kemampuannya dalam menerapkan kombinasi dari ide-ide mereka dalam kehidupan maupun pekerjaannya sehari-hari. Cara memakai ketrampilan dan keahlian mereka itu sangat bergantung dari kepribadian masing-masing seperti kepribadian juga menentukan bagaimana seseorang berpikir dan bekerja.

Dalam kasus ilmuwan farmasi diatas, kreativitas ilmuwan tersebut akan meningkat jika dia adalah orang yang miliki kepribadian tidak takut mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap orang lain karena salah satu sisi dari kreativitas adalah tidak takut untuk tidak memiliki teman ataupun berbeda dari lingkungan. Menjadi sama dengan yang lain akan mencegahnya menemukan solusi-solusi yang berbeda dari telah dicoba sebelumnya oleh orang lain.

Kreativitas tersebut akan semakin naik kelevel selanjutnya apabila dia memiliki kebiasaan untuk melihat permasalahan dari sudut pandang yang tidak biasa dan memiliki keahlian untuk mengkombinasikan ketrampilan dari berbagai bidang yang umumnya tidak berhubungan. Pada contoh diatas, ilmuwan tersebut mungkin akan memakai keahliannya dalam biologi untuk menemukan solusi pada masalah hemophilia seperti pengetahuannya akan sistem jaringan tumbuhan yang mampu menimbulkan ide ide bagaimanan menyembuhkan pendarahan pada manusia.

Sedangkan komponen berikutnya adalah Gaya bekerja (working style), ilmuwan tersebut akan lebih berhasil meraih terebosan kreatif apabila dia mampu bertahan secara gigih dalam menghadapi masalah yang sulit seperti kegagalan dalam eksperimen ilmiah yang melelahkan akan meningkatkan kemungkinan berhasil dalam mencapai terobasan kreatif yang dinanti-nantikan. Gaya bekerja ala inkubasi yang mampu mengesampingkan masalah yang terjadi sementara waktu, untuk mengerjakan hal lain dan kemudian kembali menyelesaikan masalah tersebut dengan perspektif baru.

Dengan demikian dapat disimpulan bahwa keahlian dan berpikir kreatif adalah satu kesatuan yang merupakan sebuah sumber daya atau dengan istilah lain bakat. Tetapi ada faktor ketiga yang tidak kalah penting yaitu motivasi yang akan menentukan apakah orang yang berbakat kreatif tersebut akan melakukan pekerjaannya secara kreatif. Ilmuwan bisa saja memiliki ijazah pendidikan yang luar biasa serta fasilitas yang hebat untuk mengembangkan perspektif baru untuk banyak permasalahan tetapi bila ia tidak memiliki motivasi dalam melakukan pekerjaannya maka dia tidak akan kreatif. Keahlian dan kreativitasnya akan terbuang percuma atau akan digunakannya ditempat lain.

Mengelola Tiga Aspek Kreativitas

Penelitian tentang hubungan antara motivasi dan kreativitas telah banyak dilakukan dan tidak semua motivasi memiliki efek yang sama bagi kreativitas. Dalam banyak kasus, motivasi ekstrinsik tidaklah terlalu penting untuk meningkatkan kreativitas dibandingkan dengan motivasi intrinsik. Tetapi kita akan membahas mengenai motivasi ekstrinsik terlebih dahulu karena seringkali inilah yang menjadi akar masalah dalam kebuntuan kreatif dalam bisnis maupun perusahaan.

Motivasi ekstrinsik datang dari luar individu yang dapat berupa penghargaan atau hukuan seperti atasan dari ilmuwan tersebut dapat menjanjikan kenaikan gaji bila proyek tersebut sukses atau akan melalkukan pemecatan bila gagal, sang ilmuwan tersebut sudah pasti akan termotivasi untuk menemukan solusi, akan tetapi motivasi semacam ini hanya akan membuat ilmuwan tersebut menjalankan pekerjaannya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan atasannya atau menghindari diri dari kehilangan pekerjaan.

Hampir sebagian besar motivasi ekstrinsik yang digunakan oleh pemilik bisnis adalah uang, yang tidak dalam banyak kasus tidak membantu mereka untuk menjadi lebih kreatif. Uang dan gaji yang besar tidak akan membuat karyawan menjadi lebih bersemangat melakukan pekerjaannya sedangkan gaji yang kecil akan membuat mereka sudah pasti tidak bersemangat. Terutama bila dalam lubuk hati mereka sudah merasakan bahwa pekerjaan ini membosankan atau atasan mereka terlalu suka mengatur.

Uang bukanlah faktor penentu yang mampu meningkatkan kreativitas

Minat dan passion merupakan keinginan individu yang paling dalam yang merupakan definisi hakiki dari motivasi instrinsik yang didorong oleh minat, keingintahuan dan secara pribadi merasa tertantang untuk menemukan solusi bagi masalah yang orang lain tidak dapat pecahkan. Ketika seseorang termotivasi secara intrinsik, mereka akan secara sukarela lebih aktif terlibat dalam segala aspek pekerjaannya dan menyelesaikan pekerjaannya dengan senang hati karena melakukan pekerjaan itu adalah motivasinya.

Seseorang akan menjadi kreatif apabila mereka termotivasi oleh minat, kepuasan pribadi serta tantangan dalam pekerjaan tanpa adanya tekanan dari luar. Ini adalah yang dikenal dengan Prinsip Kreativitas melalui motivasi intrinsik. Karena itu sangat diperlukan bagi para pemilik bisnis atau perusahaan yang mau mengambil keuntungan dari energi potensial kreativitas ini untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung serta bebas dari unsur favoritisme dan tekanan psikologis.

Sebagai pemilik bisnis, kita dapat memberikan insentif positif terhadap ketiga aspek dari kreativitas: keahlian, cara berpikir kreatif dan motivasi tersebut apabila kita ingin mengambil manfaat maksimal dari potensial ini.

Dua aspek pertama dari kreativitas lebih sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dipengaruhi daripada unsur motivasi. Melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi, pelatihan, membaca buku teknis, menghadiri seminar dan konfrensi dari organisasi profesional terkait dapat meningkatkan keahlian dalam pekerjaan. Waktu dan investasi yang cukup banyak dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan seorang karyawan menjadikan ini sebuah investasi yang perlu dipertimbangkan dengan cermat. Tetapi motivasi intrinsik ini dapat memberikan hasil yang sangat besar dalam waktu yang singkat walaupun dengan melakukan sedikit perubahan pada corporate culture maupun lingkungan kerja.

Gaya Leadership Yang Baik Untuk Menumbuhkan Kreativitas

Ada enam kategori dalam gaya kepemimpinan yang berpengaruh besar apabila kita ingin menumbuhkan kreativitas didalam perusahaan. Keenam kategori ini selalu muncul dalam berbagai riset dan penelitian selama dua dekade yang berfokus pada sebuah pertanyaan penting : Apakah hubungan antara lingkungan kerja dan kreativitas?

Metode-metode yang digunakan dalam riset ini adalah percobaan, wawancara dan survey. Dimana percobaan mampu memberikan hubungan sebab akibat sedang wawancara dan survey mampu meningkatkan wawasan kita terhadap kompleksitas interaksi dan nuansa dari kreativitas itu sendiri secara langsung baik perorangan maupun tim kerja dari sebuah organisasi bisnis. Riset riset ini memungkinkan untuk mengidentifikasi secara tepat gaya leadership yang mampu memberikan hasil positif terhadap kreativitas. Salah satu catatan penting yang harus diingat disini adalah bahwa praktek praktek anti kreativitas itu selalu dilakukan secara sistimatik dan dalam skala luas.

Berikut ini adalah 6 kategori gaya leadership tersebut : Tantangan, Kebebasan, Sumber Daya, Kelompok Kerja, Dukungan Atasan dan Dukungan Organisasi.

Tantangan

Hal yang paling mudah dan efektif untuk menstimulasi kreativitas adalah dengan memberikan orang yang tepat dengan tugas yang tepat. Leader yang baik dapat menugaskan orang yang tepat dengan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya sehingga mampu mendorong motivasi intrinsik untuk tumbuh. Pekerjaan yang cocok dengan keahlian inilah yang pada akhirnya meningkatkan ketrampilan serta kreativitas dari karyawan. Namun tingkat kesulitan dari penugasan tersebut juga harus tepat, terlalu mudah akan membuat kebosanan akut, terlalu sulit akan membuat stress, dimana semua hal ini akan menghilangkan motivasi intriksi ketingkat nadir.

Membuat keputusan tentang kecocokan ini diperlukan pengetahuan yang dalam akan informasi yang akurat tentang karyawan, keahlian serta tugas tugas yang muncul dalam keseharian perusahaan. Permasalahan berikut yang muncul adalah mengumpulkan informasi tersebut cukup sulit dan memakan waktu lama bahkan seringkali tidak tersedia di CV ataupun terkumpul pada saat proses wawancara. Karena itu kesesuaina antara keahlian dan tugas jarang sekali terjadi.

Salah satu cara paling umum bagi untuk mematikan kreativitas adalah dengan tidak berusaha dengan cukup keras untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam membuat hubungan yang tepat antara orang dan pekerjaan namun dengan melakukan generalisasi terhadap karyawan. Penugasan dilakukan berdasarkan pada siapa yang pertama kali tersedia dengan tugas yang paling penting atau penugasan didasarkan pada karyawan yang dinilai paling mampu dan paling cepat menyelesaikan tugas. Seringkali ini menghasilkan hasil yang tidak memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.

Kebebasan

Bila menyangkut kebebasan, kunci dari kreativitas adalah memberikan kebebasan pada masing-masing individu untuk menentukan cara kerja dan metode untuk proses yang dipilih. Orang akan lebih kreatif apabila kita memberikan kebebasan tentang bagaimana cara mendaki suatu gunung. Kreativitas akan tumbuh semakin subur apabila tujuan-tujuan strategis dijabarkan dengan jelas dan diberikannya kebebasan memilih cara mencapai tujuan tersebut bahkan tidak perlu sama sekali ditentukan yang mana harus dicapai. Ini bukan berarti bahwa kita harus membiarkan karyawan bebas dari diskusi penetapan tujuan, target maupun agenda.

Tetapi disini para pemilik bisnis harus memahami dan menyadari bahwa keterlibatan dalam diskusi-diskusi itu tidak serta merta akan meningkatkan hasil kreatif. Karena diskusi diskusi semacam itu tidak akan cukup untuk menghasilkan sesuatu yang konkret. Jauh lebih penting bahwa siapapun yang menetapkan tujuan juga menjelaskan pada perusahaan bahwa tujuan-tujuan itu adalah tetap sama untuk jangka waktu yang telah ditetapkan bersama. Memang harus diakui adalah cukup sulit untuk bekerja secara kreatif menuju target jika target tersebut secara terus diperbaharui.

Kebebasan menjalani proses yang diinginkan menumbuhkan kreativitas karena memberi orang kebebasan dalam cara mereka menyelesaikan pekerjaan mampu meningkatkan motivasi intrinsik dan rasa memiliki mereka (sense of ownership). Kebebasan tentang proses juga memungkinkan orang untuk mendekati masalah dengan cara yang memanfaatkan keahlian dan keterampilan berpikir kreatif mereka. Tugas itu mungkin akhirnya akan menjadi beban bagi mereka, tetapi disini mereka dapat menggunakan kekuatan mereka untuk memenuhi tantangan.

Bagaimana pemimpin salah mengelola kebebasan? Ada dua cara yang paling sering terjadi. Pertama, seorang pemimpin sering mengubah target bila target berhasil dicapai sebelum deadline atau gagal mendefinisikannya dengan jelas. Karyawan mungkin memiliki kebebasan di sekitar proses, tetapi jika mereka tidak tahu kemana tujuan mereka, kebebasan seperti itu tidak ada gunanya. Dan kedua, beberapa pemimpin gagal dalam bidang ini karena hanya memberikan kebebasan atau otonomi diatas kertas saja. Mereka memberikan slogan sloga yang tidak berguna seperti karyawan dianjurankan untuk memilih labirin metoda dan solusinya sendir namun pada kenyataannya, proses tersebut dilarang. Karyawan yang milih jalannnya sendiri akan menanggung resikonya sendiri mulai dari dipecat bila gagal ataupun bila berhasil, pihak manajemen tidak akan mengakui keberhasilan mereka.

Sumber Daya

Dua sumber daya utama yang memengaruhi kreativitas yaitu waktu dan uang. Seorang pemimpin perlu mengalokasikan sumber daya ini dengan bijaksana dan cerdas. Keputusan yang salah tentang alokasi waktu dan uang yang diberikan kepada tim atau proyek akan berakibat yang sama seperti kesalahan dalam mencocokkan orang yang tepat dengan tugas yang tepat. Hal ini akan dengan cepat membunuh kreativitas.

Masalah waktu atau deadline, dalam beberapa keadaan, tekanan waktu dapat meningkatkan kreativitas. Misalnya, sebagai contoh bahwa pesaing akan meluncurkan produk yang bagus dengan harga lebih murah daripada penawaran yang diberikan oleh perusahaan Anda atau masyarakat menghadapi masalah kesehatan yang serius dan sangat membutuhkan solusi cepat — seperti vaksin Ebola. Dalam situasi seperti itu, waktu menjadi komponen yang sangat krusial dan pentingnya pekerjaan ini dilaksanakan segera akan membuat orang merasa bahwa mereka harus bertindak sesegera mungkin. Kasus-kasus semacam ini akan meningkatkan motivasi intrinsik dengan meningkatkan perasaan adanya tantangan untuk berbuat baik.

Namun organisasi seringkali secara rutin membunuh kreativitas dengan deadline deadline palsu atau deadline yang sangat ketat maupun membiarkan pihak pihak tertentu tidak menepati deadline sedangkan menghukum pihak lain yang tidak menepati deadline. Yang pertama akan menciptakan budaya ketidakpercayaan pada perusahaan sedangkan dua yang terakhir menyebabkan kelelahan fisik dan emosi. Dalam ketiga kasus tersebut, karyawan akan merasa terkenkang dan tidak berdaya, hal ini selalu merusak motivasi. Apalagi membangun kreativitas selalu membutuhkan waktu. Mungkin lambat untuk mengeksplorasi konsep-konsep baru, menyusun solusi unik, dan memilih kombinasi kombinasi yang ada. Tidak adanya waktu untuk eksplorasi atau tidak memberikan waktu untuk masa inkubasi tanpa disadari menghalangi proses kreatif.

Ketika menyangkut pada sumber daya sebuah proyek, lagi-lagi harus dicocokan kembali antara pendanaan, anggota tim serta sumber daya lain yang dibutuhkan oleh sebuah tim hingga mereka tanpa ragu mampu untuk menyelesaikan suatu penugasan serta harus memiliki kesadaran akan kemampuan organisasi untuk mengalokasikan sumber daya tersebut. Apabila hal tersebut berada diluar kemampuan sumber daya perusahaan maka kompromi akan hasil dan waktu harus dilakukan karena menambah sumber daya diatas batas yang sebenarnya dibutuhkan tidak akan meningkatkan kreativitas. Namun, di bawah ambang batas itu, pembatasan sumber daya akan secara pasti mengurangi kreativitas. Sayangnya, banyak sekali pihak yang tidak menyadari hal ini dan karena itu sering melakukan kesalahan fatal seperti dengan sengaja membatasi sumber daya yang diberikan sehingga mendorong karyawan untuk menyalurkan kreativitas mereka dalam menemukan sumber daya tambahan yang pada akhirnya hal tersebut benar-benar tidak ada nilai tambah dalam menghasilkan produk atau layanan baru.

Sumber lain yang seringkali disalahpahami dalam hal kreativitas adalah ruang fisik. Sudah menjadi kebijaksanaan konvensional yang digaungkan oleh banyak ahli sejak booming startup pada era tahun 2000 bahwa kreativitas akan meningkat tajam bila tim kreatif diberikan kantor yang terbuka, nyaman dengan fasilitas olahraga hingga makan gratis meskipun hampir semua para founder startup memulainya dari garasi sempit panas tanpa fasilitas. Hal ini haruslah dipahami agar tidak menghabiskan sumber daya keuangan perusahaan untuk hal hal palsu yang tidak memiliki dampak berarti pada hasil, lebih baik untuk mengalokasikannya pada tindakan yang berdampak tinggi seperti mencocokkan orang dengan tugas yang tepat dan memberikan kebebasan di sekitar proses kerja

Kelompok Kerja (Anggota Tim)

Jika Anda ingin membangun tim yang menghasilkan ide-ide kreatif, Anda harus memperhatikan segala aspek dari tim tersebut. Dimana haruslah dibuat kelompok yang mampu untuk saling mendukung walaupun terdiri dari anggota yang beragam perspektif dan latar belakang. Mengapa? Karena ketika tim terdiri dari orang-orang dengan berbagai bakat, keahlian dalam bidang yang berbeda dan pendekatan intelektual yang berbeda dalam bekerja akan banyak sekali ide-ide yang tergabung dan terbentuk dengan cara yang menarik dan bermanfaat

Namun, keberagaman tersebut hanyalah titik awal. Kita juga harus memastikan bahwa tim yang kita kumpulkan memiliki tiga fitur lain. Pertama, para anggota tim harus memiliki tujuan yang sama dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua, anggota harus menunjukkan kemauannya untuk saling membantu dan memberikan dukungan kepada rekan sesama tim saat melalui periode dan kegagalan, bukan malah mengambil keuntungan pribadi untuk meningkatkan karir sendiri. Dan ketiga, setiap anggota harus mampu memahami bahwa setiap anggota memiliki pengetahuan dan perspektif unik dengan berbagai pengalaman dan bidang yang berbeda. Faktor-faktor ini tidak hanya meningkatkan motivasi intrinsik tetapi juga mampu meningkatkan kekayaan akan keahlian dan keterampilan berpikir kreatif bagi setiap anggota tim.

Sekali lagi, menciptakan tim semacam itu membutuhkan seorang pemimpin yang menikmati keberagaam, kemampuan mendengar tanpa berpihak serta pemahaman dan toleransi yang mendalam tentang orang-orang mereka. Mereka harus dapat menilai tidak hanya dari pengetahuan dan keahlian anggota tim saja tetapi juga termasuk sikap dan dukungan mereka terhadap sesama anggota tim yang memiliki bakat potensial, kemampuan untuk menghargai proses kolaboratif, gaya memecahkan masalah, dan motivasi mereka. Mengumpulkan tim dengan anggota yang tepat dengan tingkat keanekaragaman dan perasaan saling mendukung yang tepat sangatlah sulit. Tetapi apabila berhasil, kesuksesan yang besar sudah berada dalam genggaman Anda.

Bertolak belakang dari hal diatas adalah salah satu cara yang paling sering dilakukan untuk mematikan kreativitas adalah dengan mengumpulkan tim yang homogen (biasanya yang memiliki minat dan hobi yang sama). Daya tarik untuk mengumpulkan anggota tim yang sejenis ini sangat besar karena mudah didapat dan mudah juga mengelolanya karea tim dengan anggota yang homogen seringkali mencapai "solusi" lebih cepat dan dengan sedikit gesekan untuk bekerja sama. Anggota tim yang homogen ini juga sering melaporkan moral kerja dan kepuasan yang tinggi. Tetapi tim yang homogen ini tidak banyak membantu meningkatkan perusahaan kelevel pertumbuhan berikutnya karena mereka akan cenderung masuk dalam permasalahan yang sama yang tidak dapat dipecahkan oleh mereka. Semua orang datang kedalam diskusi brainstorming dengan pola pikir serta masalah yang sama. Mereka pergi dengan hal yang sama.

Dukungan Atasan

Kebanyakan manajer sangat sibuk. Mereka selalu berada di bawah tekanan untuk menunjukan hasil. Karena itu kebanyakan mereka tidak melakukan apa-apa untuk upaya kreatif, tidak hanya kesuksesan kreatif tetapi juga upaya yang gagal. Memberikan pujian atas upaya untuk kreatif adalah satu langkah yang sangat sederhana yang dapat dilakukan manajer untuk mendorong kreativitas namun karena tekanan untuk berhasil, hal ini tidak pernah dilakukan.

Hubungannya dengan motivasi intrinsik disini sangatlah jelas. Tentu saja, setiap orang dapat menemukan pekerjaan yang menarik bagi mereka tetapi untuk jangka waktu yang lama tanpa ada dukungan dan pujian, tidak semua orang mampu mempertahankannya. Untuk mempertahankan semangat seperti itu, kebanyakan orang memerlukan perasaan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan penting bagi organisasi. Karean apabila tidak penting maka mereka lebih baik melakukan pekerjaan mereka dirumah dan mendapatkan keuntungan pribadi mereka sendiri serta keluarga.

Pemilik bisnis dalam organisasi kreatif yang sukses jarang sekali menawarkan imbalan ekstrinsik (berupa uang atau kenaikan pangkat) secara khusus untuk keberhasilan yang terjadi. Namun mereka dengan bebas, senang hati dan bermurah hati dalam menghargai, memberikan pujian serta mengidentifikasi karta kreatif pada individu dan tim, meskipun dampak komersial dari upaya kreatif tersebut belum tampak. Banyak pemilik bisnis yang membunuh kreativitas dengan tidak mau mengakui segala macam upaya untuk berinovasi dan maju dan menunjukan perasaan skeptis apabila keuntungan komersial belum didapat ataupun didapat namum tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Di banyak perusahaan besar maupun kecil semua ide-ide baru yang diajukan bukannya ditanggapi dengan pikiran terbuka tetapi dihadapi oleh berlapis-lapisan prosedur evaluasi yang menghabiskan waktu, dokumentasi yang kebanyakan berisi jaminan keberhasilan atau bahkan dengan kritik keras dalam rapat rapat internal. Bahkan ketika seseorang menyarankan produk atau proses baru, pimpinan senior membutuhkan waktu berminggu-minggu bila tidak berbulan-bulan hanya untuk memberikan respons dan pada umumnya mereka akan menempatkan orang itu melalui kritik yang menyiksa dan dibully. Bahkan lebih mudah untuk mengusulkan ide lama yang sudah terbukti tidak berhasil untuk dijalankan, terutama bila berhasil mencari kambing hitam atas ketidakberhasilan ide lama tersebut.

Pada banyak perusahan, ide baru akan dihadapkan pada evaluasi berlapis

Tentu saja, tidak setiap ide baru layak untuk dipertimbangkan, tetapi di banyak perusahaan, para pimpinan biasanya menunjukkan reaksi sangat negatif sehingga merusak kreativitas. Mereka mencari alasan untuk tidak menggunakan ide baru tersebut dengan mencari alasan untuk tidak mengeksplorasi lebih lanjut. Suatu dinamika psikologis yang menarik mendasari fenomena ini yang berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa orang-orang percaya bahwa mereka akan terlihat lebih pintar bagi bos mereka jika mereka lebih kritis terhadap ide baru dan taktik tersebut itu sering berhasil untuk mengelabui para pemilik perusahaan. Didalam banyak perusahaan, secara profesional akan dihargai untuk bereaksi secara kritis terhadap ide-ide baru, bahkan dengan mudah mendapatkan promosi apabila berhasil melakukan kritikan tajam terhadap ide baru.

Sayangnya, bias negatif semacam ini dapat memiliki konsekuensi parah bagi kreativitas mereka yang dievaluasi dan dalam jangka panjang akan menghilangkan kesempatan bagi pertumbuhan perusahaan, contoh kasus untuk hal ini banyak sekali terjadi seperti kasus YouTube dan Google maupun kasus Disney dan Lucas Film. Corporate culture semacam ini akan melemahkan daya saing perusahaan dimasa depan. Mengapa? Pertama, budaya evaluasi mengarah pada karyawan untuk fokus pada penghargaan dan hukuman eksternal yang terkait dengan hasil mereka, sehingga meningkatkan motivasi ekstrinsik dan dampak negatifnya yang potensial terhadap motivasi intrinsik. Kedua, budaya semacam itu menciptakan iklim ketakutan, yang lagi-lagi melemahkan motivasi intrinsik.

Budaya perusahaan yang menciptakan iklim ketakutan ini juga muncul dengan kebiasaan perusahaan untuk memperlakukan secara buruk mereka yang idenya tidak berhasil, seringkali mereka akan dipecat atau menghadapi tekanan agar mengundurkan diri. Tentu saja, ide-ide tersebut haruslah bermanfaat dan dapat dilakukan. Dilema lain adalah kita tidak pernah akan tahu sebelumnya ide mana yang akan berjalan. Lebih jauh, jalan buntu terkadang bisa menjadi sebuah terobosan. Dalam banyak situasi bisnis, mengetahui apa yang tidak berhasil bisa berguna dimasa depan seperti mengetahui apa yang akan berhasil.

Tetapi jika seseorang tidak pernah merasakan kegagalan untuk proyek yang pada akhirnya memang tidak mencapai kesuksesan komersial, mereka akan semakin kecil kemungkinannya untuk bereksperimen, mengeksplorasi, dan terlibat dengan pekerjaan mereka pada tingkat pribadi. Motivasi intrinsik mereka akan menghilang sama sekali dan ini akan membawa kerugian bagi pertumbuhan perusahaan itu sendiri.

Dukungan dari atasan dapat diberikan dalam bentuk lain selain hadiah dan hukuman. Cara lain yang dapat digunakan para pemilik bisnis untuk mendukung kreativitas adalah berlaku sebagai panutan atau role model yaitu dengan bertahan melalui masalah-masalah sulit, berani mencoba ide-ide baru serta mendorong kolaborasi dan komunikasi dalam tim. Perilaku semacam itu meningkatkan ketiga komponen dari proses kreatif, dan memiliki nilai tambah sebagai praktik yang paling berdampak tinggi pada pertumbuhan perusahaan. Lebih baik lagi ketika semua karyawan dalam suatu organisasi berperan sebagai panutan dalam perkataan, sikap dan perilaku yang mendorong, menumbukan dan memelihara kreativitas.

Dukungan Organisasi

Dukungan dari atasan dapat menumbukan kreativitas tetapi hal yang paling berpengaruh adalah ketika seluruh organisasi bisnis mendukungnya. Dukungan semacam itu adalah tugas dari para pemimpin tertinggi organisasi, yang harus menerapkannya kedalam sebuah sistem atau prosedur SOP yang sesuai dan menekankan nilai-nilai yang menjelaskan bahwa segala bentuk tindakan kreatif adalah prioritas utama. Misalnya, organisasi mendukung kreativitas dengan secara konsisten menghargai kreativitas dan menghindari menggunakan uang untuk "menyuap" karyawan untuk menghasilkan ide-ide baru yang inovatif. Karena imbalan uang lebih sering membuat karyawan mengambil jalan pintas dengan melakukan sabotase ide atau pencurian ide orang lain, taktik semacam itu tidak mungkin akan berhasil. Pada saat yang sama, tidak memberikan pengakuan terbuka dan penghargaan yang memadai untuk kreativitas dapat memunculkan perasaan negatif dalam suatu organisasi. Karyawan dapat menjadi merasa terbiasa untuk tidak dihargai atas upaya kreatif mereka serta akan kehilangan energi dan gairah dari motivasi intrinsik yang akan berkembang menjadi kebencian terhadap perusahaan.

Yang paling penting yang dapat dilakukan para pemimpin tertinggi organisasi dalam mendukung kreativitas adalah dengan mengintruksikan keterbukaan informasi, kolaborasi dan dengan memastikan bahwa masalah politik ditempat kerja tidak ada. Berbagi informasi dan kolaborasi mendukung ketiga komponen kreativitas. Sebagai contoh keahlian, semakin sering orang bertukar ide dan data dengan bekerja saling bersama, semakin banyak pengetahuan yang akan mereka miliki. Dinamika yang sama dapat dikatakan untuk berpikir secara luas dan lateral. Bahkan, salah satu cara untuk meningkatkan pemikiran kreatif karyawan adalah dengan menunjukan pada mereka tentang berbagai pendekatan untuk pemecahan masalah, bahwa sebuah masalah dapat dipecahkan dengan banyak cara. Keterbukaan informasi dan kolaborasi meningkatkan kesenengan dalam bekerja dan dengan demikian motivasi intrinsik mereka.

Politik Ditempat Kerja Menghalangi Kreativitas

Terlepas dari apakah kita ingin meningkatkan kreativitas, bukanlah merupakan ide yang baik untuk membiarkan masalah politik kantor berkembang didalam lingkungan organisasi atau perusahaan. Pertikaian, politik, dan gosip bukan saja sangat merusak kreativitas tetapi juga pertumbuhan perusahaan karena hal hal tersebut mengalihkan perhatian orang dari pekerjaan yang sebenarnya. Rasa kebersamaan, satu tujuan dan kegembiraan dalam mencapai tujuan yang begitu utama bagi motivasi intrinsik selalu berkurang ketika orang-orang menghabiskan waktu untuk saling berkonflik atau menjelek-jelekan yang lain. Riset, wawancara dan survey yang kami selalu kembali menunjukkan bahwa motivasi intrinsik hingga semangat kerja meningkat ketika para karyawan sadar bahwa semua orang-orang di sekitar mereka bersemangat dengan pekerjaan mereka. Ketika masalah politik kantor melimpah ruah, orang merasa bahwa pekerjaan mereka terancam oleh agenda orang lain, yang biasanya kurang performanya karena politik kantor hanya menguntungkan mereka yang tidak melakukan pekerjaannya tetapi membawa kerugian besar bagi yang memiliki performa yang baik.

Akhirnya politik kantor akan mengurangi keahlian dan keterampilan. Politik juga menghalangi arus informasi dari satu titik ketitik lain yang pada akhirnya pengetahuan tidak akan bertambah dan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh akhirnya berkurang.

Menularkan Kreativitas Pribadi Pada Perusahaan

Bisakah sebagai pemimpin organisasi membangun seluruh organisasi yang mendukung kreativitas? Jawabannya iya. Sebuah proyek penelitian intensif yang baru-baru ini yang disebut dengan Team Events Study yang selama dua tahun secara terus menerus mempelajari lebih dari dua lusin tim di tujuh perusahaan pada tiga industri yaitu: teknologi tinggi, produk konsumen, dan bahan kimia. Dengan mengikuti perkembangan setiap tim setiap hari melalui seluruh proyek kreatif yang mereka lakukan, detail tentang setiap apa yang terjadi ketika proyek berjalan, entah gagal untuk maju atau berhasil. Di akhir setiap proyek, dan di beberapa titik di sepanjang proyek tersebut dilaksanakan digunakan penilaian dari para ahli pada perusahaan tersebut dan dari anggota tim untuk menilai tingkat kreativitas yang digunakan dalam penyelesaian masalah serta keberhasilan keseluruhan proyek.

Seperti yang diharapkan, tim dan perusahaan tersebut sangat bervariasi dalam seberapa sukses mereka menghasilkan karya kreatif. Satu organisasi, sebut saja Chemical Central Research, tampaknya merupakan sarang kreativitas yang sesungguhnya. Chemical Central merupakan pemasok presuhaan induknya dengan formulasi baru untuk berbagai macam produk industri dan konsumen. Namun, dalam banyak hal, anggota tim research and development dari Chemical Central tidak ada yang istimewa. Mereka berpendidikan tinggi, tetapi tidak lebih dari orang-orang dibanyak perusahaan lain yang telah kami pelajari. Perusahaan ini berjalan dengan baik secara finansial, tetapi tidak jauh lebih baik daripada kebanyakan perusahaan lain. Apa yang tampaknya membedakan organisasi ini adalah kualitas kepemimpinan ditingkat manajemen puncak dan pada level tim. Cara para manajer membentuk tim, berkomunikasi dengan mereka, dan mendukung pekerjaan mereka memungkinkan mereka untuk membangun sebuah organisasi dimana kreativitas terus didorong yang pada akhirnya mampu untuk bertumbuh kelevel selanjutnya.

Tidak semua ide kreatif akan berhasil, beberapa akan gagal. Untuk mendukung pertumbuhan haruslah selalu ada jaringan pengaman bagi mereka yang mendukung kreativitas

Para pemimpin dapat merusak moral dengan terus menerus mengubah tujuan dan mengganggu proses. Pada satu evaluasi meeting triwulanan, misalnya, empat prioritas dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya oleh manajemen pada meeting triwulanan sebelumnya bahkan tidak pernah disebutkan sama sekali. Dalam contoh lain, produk yang telah diidentifikasi sebagai proyek nomor satu tim tiba-tiba dibatalkan tanpa ada penjelasan sama sekali. Kreativitas karyawan pada sebuah perusahaan akan hilang dengan terus mengubah tujuan dan mengganggu proses.

Sumber daya yang dikelola dengan salah juga dapat mematikan kreativitas. Sebagai contoh, manajemen yang secara terus-menerus menempatkan sebuah tim di bawah deadline yang singkat dan sumber daya yang tampaknya dibatasi secara sewenang-wenang. Pada awalnya, banyak anggota tim yang bersemangat melakukan protes dan unjuk rasa tetapi setelah beberapa bulan, semangat mereka telah berkurang, terutama karena tekanan telah terbukti tidak berarti dan menyadari tidak adanya kemauan dari pemimpin organisasi tersebut untuk mengubah corporate culture yang ada dan mendukung kreativitas.

Dalam contoh lain, ketika sebuah tim membawa program penetapan harga baru yang lebih kompetitif kepada bos, reaksi yang diberikan hanya bahwa diskusi tentang ide tersebut harus menunggu satu bulan lagi. Salah satu anggota tim yang jengkel mencatat, "Kami melakukan analisa begitu lama, kami akan kehilangan peluang bisnis tersebut dari pesaing lain"

Keuntungan Dari Menumbuhkan Kreativitas

Pelajaran penting menunjukan bahwa menumbuhkan kreativitas sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pemimpin puncak sebuha organisasi, mereka harus memikirkan, merancang, dan membangun lingkungan kerja dan secara radikal mengubah cara berinteraksi dengan anggota tim mereka. Dalam banyak hal, ini membutuhkan perubahan corporate culture secara sadar. Hal ini bisa dilakukan, dan hasilnya tentu saja besar.

Risiko tidak melakukannya mungkin lebih besar. Ketika kreativitas terbunuh, sebuah perusahaan akan kehilangan senjata kompetitif yang kuat: ide-ide baru. Karena bila kita tidak melakukannya maka perusahaan kompetitor akan melakukannya. Perusahaan juga bisa kehilangan energi dan komitmen dari para karyawannya dan ini akan terlihat dari turn over karyawan yang terjadi.

Bahkan jika Anda percaya bahwa organisasi yang Anda miliki mendukung pertumbuhan kreativitas, Anda haruslah tetap memperhatikan dengan detail para pembunuh kreativitas. Beberapa dari mereka mungkin bersembunyi di sudut yang gelap atau bahkan dalam terang-terangan karena sudah menjadi orang kepercayaan. Membasmi perilaku yang membunuh kreativitas tidak cukup. Anda juga harus secara terus menerus berusaha keras untuk mendukung kreativitas agar berhasil menjadi perusahaan yang benar-benar inovatif di mana kreativitas tidak hanya bertahan tetapi berkembang pesat dan dapat berwujud dalam bentuk pertumbuhan keuangan yang signifikan.

Topik Terkait

InsightBisnis KreatifBisnis PlanBisnis UKMPelatihan BisnisSeminar
Masalah Bisnis? Kami Siap Membantu
  • Growth Strategy
  • Digital Marketing
  • Sales Operational
  • Business Development