Banyak karyawan yang tidak menyukasi Elon Musk karena dia memiliki standar kualitas kerja yang tinggi dan menuntut karyawannya untuk selalu berada dalam standar tersebut. Praktik manajemennya yang berdasarkan hasil dan bukan berdasarkan loyalitas (lama waktu karyawan bergabung disebuah perusahaan) selalu tidak disukai banyak orang. Apalagi dia terkenal suka berubah dalam menetapkan tujuan bisnis yang sebenarnya sangat wajar terutama bila perusahaan kita adalah sebuah perusahaan inovasi yang harus selalu berubah berdasarkan kondisi ekonomi dan kompetitor.
Akan tetapi ditengah semua citra negatif yang dipegang oleh Elon Musk terutama gaya mikro manajemen dan waktu kerja yang panjang. Ada satu hal dari gaya manajemen Elon Musk yang bermanfaat dan menjadi kunci sukses yang membuatnya menjadi billionaire dalam waktu singkat dan karenanya patut untuk ditiru oleh para pemilik perusahaan bila ingin mendapatkan hasil yang baik bagi bisnis terlepas dari dibidang bisnis yang kita tekuni
Dalam sebuah email yang dikirim tepat sebelum haru raya Thanksgiving, Elon Musk memberi tahu semua karyawannya bahwa mulai saat ini semua jajaran manajer diharapkan untuk mampu menulis sendiri coding untuk perangkat lunak dalam jumlah yang berarti" dan menyamakan ketidakmampuan seseorang manajer teknik yang membawahi programmer untuk melakukan coding seperti kapten sepakbola yang tidak dapat bermain bola.
Manajer Harus Mampu Melakukan Tugas Bawahannya
Poin Elon Musk sangatlah masuk akal bahwa seorang manajer harus dapat melakukan pekerjaan yang sama seperti bawahan yang mereka kelola. Manager yang seperti ini sudah sangat langka dalam dunia bisnis saat ini terutama saat pertumbuhan ekonomi sedang pesat. Menemukan seorang manajer yang benar-benar mampu melaksanakan pekerjaan karyawan yang mereka bawahi memang sangatlah sulit seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tetapi bila kita mampu menemukannya mereka dapat menjadi berlian penggerak pertumbuhan perusahaan kelevel selanjutnya.
Saat ini manajer telah menjadi sangat jauh dari keseharian pekerjaan karyawan yang lain ibarat duduk dimenara gading terpisah dari kenyataan yang terjadi dilapangan. Mereka membuat keputusan berdasarkan asumsi yang tidak pernah bahkan belum diinformasikan oleh bawahan mereka. Kesenjangan semacam ini yang membuat frustrasi ini telah menjadi racun ditempat kerja dan menghambat pertumbuhan bisnis sebagian besar manajemen modern yang secara tidak langsung menciptakan sistem kasta dalam organisasi dimana mereka bertindak sebagai mandor tuan tanah yang mengambil hasil kerja kerja tanpa berpartisipasi ataupun menghargai proses yang terjadi dengan benar.
Arahan Elon Musk tersebut memiliki nilai kebenaran terutama tentang idenya mengenai apa yang merupakan kontribusi manajer untuk produk akhir perusahaan dan ini tentu sangatlah menuntut dedikasi yang sangat tinggi dari karyawan namun akan memberikan banyak nilai tambah bagi perusahaan sendiri.
Menciptakan Budaya Kerja Yang Baik
Budaya kerja yang buruk dan menjadi racun pada lingkungan kerja di kantor menjadi inti permasalah pada budaya manajemen saat ini adalah bahwa manajer telah berhenti melakukan pekerjaan yang sebenarnya. Pekerjaan sebenarnya yang dimaksud disini adalah jenis pekerjaan yang dibutuhkan untuk menciptakan produk akhir atau nilai tambah yang benar-benar menghasilkan uang bagi perusahaan.
Sehingga alih-alih dimana penghargaan dan hormat diperoleh melalui eksekusi dan kerja nyata yang menghasilkan uang bagi perusahaan kini manajer telah menjadi boneka dan bukan pelaksana. Manajer telah terperosok dalam jurang kesibukan tanpa henti untuk membuktikan nilai mereka sebagai penasihat dan tangan kanan dari pemilik perusahaan yang tidak mungkin dapat tergantikan. Pekerjaan seorang manajer semakin menjadi semacam mandor yang hanya mampu memerintah.
Manajer Harus Aktif Bekerja Dilapangan
Seorang manajer harus menjadi peserta aktif (ikut bekerja dilapangan) dalam proses yang mereka kelola dan memiliki pemahaman penuh tentang segala pekerjaan yang sedang dibuat oleh tim mereka. Seseorang yang mengelola programmer harus dapat berkontribusi dan meninjau kode tersebut. Sama seperti orang yang mengelola tenaga sales harus dapat melakukan juga pekerjaan sebagai seorang salesman yang baik. Seorang manajer yang benar-benar berguna bagi pertumbuhan perusahaan adalah manajer yang beroperasi berdasarkan pengalaman praktis seperti membuat keputusan untuk organisasi yang lebih besar dan menjadi teladan para bawhan karena mampu bekerja menciptakan uang bagi perusahaan. Pengetahuan praktis semacam ini menimbulkan budaya kerja baik dan sehat antara karyawan dan manajer serta menciptakan budaya saling menghormati yang dapat meningkatkan komunikasi dan memfasilitasi kinerja pertumbuhan yang lebih baik.
Menyeimbangkan kemampuan manajemen dan keahlian teknis adalah perdebatan aktif dalam semua industri. Dimana jawabannya tergantung pada siapa kita bertanya. Minat atau kemampuan manajer teknik untuk coding akan bergantung pada apakah tim dapat beroperasi tanpa seorang manajer. Scott Berkun penulis "Making Things Happen: Mastering Project Management," mengatakan bawah kedua disiplin itu agak berlawanan: "Programmer membutuhkan konsentrasi intens tanpa gangguan, sementara manajer membutuhkan penanganan gangguan konstan dan peralihan konteks."
Mampu melakukan keduanya bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan banyak orang dalam praktik
Karena itu menemukan mereka adalah top prioritas bagi para pemilik bisnis karena merekalah yang sebenarnya mampu meningkatkan keuntungan dan laba bersih perusahaan.
Fokus dan disiplin luar biasa yang harus dimiliki seseorang untuk terus-menerus menulis, menguji dan mengeksekusi kode dalam produksi adalah atribut yang sangat berbeda dengan atribut seorang manajer. Dan hanya karena seseorang adalah karyawan berkinerja tinggi tidak berarti mereka dapat atau harus menjadi seorang manajer. Bertanggung jawab atas karyawan adalah keterampilan unik yang membutuhkan bentuk pelatihan dan pengetahuannya sendiri.
Beralih antara menghasilkan pekerjaan yang berharga bagi perusahaan dan memimpin tim karyawan bukan untuk semua orang. Seperti yang telah disarankan sebelumnya, rasio manajer dengan orang yang mereka kelola harus jauh lebih besar jika manajer tidak melakukan pekerjaan yang sebenarnya tetapi meskipun demikian kurangnya pengalaman praktis akan mempersulit mereka untuk menjadi efektif dan pada akhirnya akan menjadi bottlenack bagi pertumbuhan perusahan. Tetapi karena kelas manajerial telah menjadi satu-satunya jalan menuju kemajuan karir di banyak perusahaan atau peningkatan gaji maka banyak organisasi berakhir dengan sekumpulan manajer yang tidak terhubung atau manajemen mikro yang tidak dapat untuk pekerjaannya.
Meminta manajer untuk melakukan sedikit pekerjaan hanya untuk membuktikan diri mereka sendiri akan menjadi pekerjaan yang melelahkan. Apa yang dikatakan adalah bahwa manajer hebat harus menjadi bagian dari proses. Sangatlah penting bagi para manajer untuk memahami dan menghormati kerja orang-orang yang mereka kelola untuk memiliki empati yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat dan menciptakan kondisi untuk kesuksesan karyawan mereka.
Ketika Elon Musk mengambil alih Twitter, dia menyatakan bahwa semua karyawan harus mengikuti budaya yang tinggi dan irama yang cepat seperti termasuk bekerja berjam-jam dengan intensitas tinggi untuk menghasilkan produk yang baik karena hanya hanya kinerja luar biasa yang akan menjadi nilai penghargaan bagi karyawan. Elon Musk sendiri menjadi contoh dengan bekerja keras selama berjam-jam bahkan sampai tidur dikantor demi menyelesaikan deadline. Elon Musk adalah seseorang yang terobsesi dengan produktivitas.
Elon Musk memahami bahwa status dan jabatan manajerial tidak menentukan nilai seseorang bagi pertumbuhan perusahaan. Dia juga memahami bahwa manajer yang baik adalah orang yang memiliki empati terhadap karyawannya dan mau ikut aktif masuk terjun bekerja dilapangan bersama bawahannya. Hal ini tercermin dari dari banyaknya perusahaan startupnya yang telah sukses bukan saja dalam meraih keuntungan tapi juga menjadi terdepan dalam bidangnya